Biofrekuensi : Mengobati Penyakit dengan Suara


Dalam ilmu fisika, setiap bunyi/suara akan menghasilkan getaran dengan tingkatan frekuensi yang berbeda-beda. Setiap benda akan mengasilkan suara mulai dari tingkatan benda, molekul, atom, partikel, bahkan sampai tingkat quark/quantum. Semakin ke tingkat quantum, maka frekuensinya semakin besar bahkan kecepatannya melebihi kecepatan cahaya (ingat teori relativitas Enstein, E=mc2). Bahkan ketika kita berpikir pun akan menghasilkan suara yang bergetar ke sekitar kita. Hanya saja orang di sekitar kita tidak mendengar dikarenakan ambang batas minimal pendengaran manusia <20Hz. Bahkan sel membelah pun juga menghasilkan suara dan setiap organ tubuh juga menghasilkan frekuensi yang berbeda-beda.

Kemudian apa kaitannya frekuensi suatu bunyi atau suara dengan masalah pengobatan? Yang jelas tanpa disadari kita sering menggunakannya tanpa kita sadari. Misalnya ketika kita sakit kepala atau sedang tidak enak badan kemudian mendengarkan suara musik relaksasi atau mendengar suara alam, maka terkadang kita akan segera pulih. Penjelasan seperti ini sering digunakan digunakan oleh dokter dengan menggunakan gelombang elektrik untuk penyembuhan pasien dengan tingkat kesembuhan yang tinggi.

Pada tahun 1930, dr. Royal Rife mengemukakan teori bahwa gelombang suara tertentu dapat membunuh mikroba jahat di tubuh pasien tanpa adanya efek samping. Dia menemukan bahwa setiap mikroorganisme memiliki gelombang sendiri dan dapat dinetralisasi dengan mengintesifkan gelombang khusus. Hal ini serupa suara nada musik yang mampu memecahkan gelas anggur sampai berkeping-keping.

Berawal dari konsep pecahnya gelas anggur tersebut, dr. Royal Rife menerapkan praktik pengobatannya. Dia meneliti dan mempelajari mikroorganisme dan menemukan bahwa virus dan bakteri memiliki frekuensi getaran yang berbeda-beda. dr. Royal Rife menggunakan gelombang turun-naik secara konstan (oscillator waves) dengan kecepatan tinggi dari frekuensi tertentu, alat yang digunakan disebut Mortal Oscillator Rate (MOR). Alat ini ternyata tidak sampai mematikan sel tubuh manusia, hal ini dikarenakan sel tubuh manusia jauh lebih kuat dan tahan dibandingkan dengan mikroba tersebut. Tidak puas dengan mikroba jahat, dr. Royal Rife mencoba terhadap pasien kanker. 14 dari 16 pasien yang rawatnya dinyatakan sembuh. Sungguh luar biasa penemuan ini, namun sayangnya semua perlengkapan dan hasil penelitiannya disita dan beberapa dihancurkan oleh pemerintah karena penelitiannya dilakukan secara diam-diam.


Tabel 1 dan 2. Hasil penelitian dr. Royal Rife (klik untuk memperbesar gambar).
Sebenarnya kita bisa melakukan penyembuhan dengan teknik self healing (menyenbuhkan diri sendiri) dengan menggunakan teknik pikiran dan perasaan positif (ingat, otak juga menghasilkan getaran dan frekuensi). Bahkan di pasaran sekarang bisa dijumpai teknologi gelombang otak yang berfungsi meng-upgrade otak (Saya sendiri setiap hari menggunakannya).

Sumber : Generasi Biologi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

27 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Enumerasi Mikroba

Struktur Tingkat Organisasi Kehidupan