Leluhur Tanaman Darat Terungkap !!!
Sebelumnya diduga bahwa tanaman darat berevolusi dari ganggang mirip-Chara.
Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal terbuka
BioMed Central, BMC Evolutionary Biology, menunjukkan bahwa kerabat
terdekat untuk tanaman darat sebenarnya merupakan konjugasi ganggang
hijau seperti Spirogyra.
Nenek moyang tanaman hijau mulai menempati daratan sekitar 500 juta tahun yang lalu dan umumnya diterima bahwa mereka berevolusi dari ganggang streptophyte (kelompok ganggang hijau air tawar). Namun kelompok ganggang ini sangat beragam dan saat ini berkisar dari yang bersel satu sederhana, flagellata, hingga ganggang yang lebih kompleks dan bercabang seperti stonewort (Chara).
Diperkirakan bahwa Charales merupakan kerabat terdekat untuk tanaman darat karena mereka berbagi (di antara karakteristik lainnya) metode pembuahan yang sama, oogamy, dengan telur besar dan sperma perenang kecil. Untuk tanaman berbunga, sperma ini terkandung dalam serbuk sari. Sebaliknya, jenis lain dari streptophytes, yaitu Zygnematales, menggunakan konjugasi, metode reproduksi di mana gamet-gametnya memiliki ukuran yang sama, isogamy, dan satu atau keduanya merangkak, seperti amuba, ke dalam tabung pembuahan di mana mereka bertemu dan bersumbu.
Beberapa analisis filogenetik telah dilakukan sebelumnya pada sejumlah kecil gen, yang tampaknya mendukung teori Charales. Namun, tim multinasional, yang melibatkan para peneliti dari Jerman dan Kanada, menganalisis perbedaan genetik pada 129 gen dari 40 taksa tanaman hijau yang berbeda. Data ini menunjukkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan dalam strategi reproduksi, relasi hidup yang paling dekat dengan tanaman darat sebenarnya adalah Zygnematales.
Dr Becker menjelaskan, “Sepertinya Zygnematales telah kehilangan oogamy dan kemampuan untuk menghasilkan sel sperma dan sel telur, dan sebagai gantinya, mungkin karena tekanan seleksi dalam ketiadaan air bebas, mereka menggunakan konjugasi untuk reproduksi. Investigasi sejumlah besar gen telah menunjukkan bahwa, meskipun menampakkan kesederhanaan, Zygnematales memiliki jejak genetik sifat-sifat kompleks lainnya yang juga berkaitan dengan tanaman hijau daratan. Akibatnya, tempat sebenarnya Zygnematales sebagai relatif terdekat terhadap tanaman hidup daratan telah terungkap.”
Sumber: Ancestors of land plants revealed; alphagalileo.org
Kredit: BioMed Central
Jurnal: Sabina Wodniok, Henner Brinkmann, Gernot Glöckner, Andrew J Heidel, Hervé Philippe, Michael Melkonian, Burkhard Becker. Origin of land plants: Do conjugating green algae hold the key? BMC Evolutionary Biology, (in press) [link]
Nenek moyang tanaman hijau mulai menempati daratan sekitar 500 juta tahun yang lalu dan umumnya diterima bahwa mereka berevolusi dari ganggang streptophyte (kelompok ganggang hijau air tawar). Namun kelompok ganggang ini sangat beragam dan saat ini berkisar dari yang bersel satu sederhana, flagellata, hingga ganggang yang lebih kompleks dan bercabang seperti stonewort (Chara).
Diperkirakan bahwa Charales merupakan kerabat terdekat untuk tanaman darat karena mereka berbagi (di antara karakteristik lainnya) metode pembuahan yang sama, oogamy, dengan telur besar dan sperma perenang kecil. Untuk tanaman berbunga, sperma ini terkandung dalam serbuk sari. Sebaliknya, jenis lain dari streptophytes, yaitu Zygnematales, menggunakan konjugasi, metode reproduksi di mana gamet-gametnya memiliki ukuran yang sama, isogamy, dan satu atau keduanya merangkak, seperti amuba, ke dalam tabung pembuahan di mana mereka bertemu dan bersumbu.
Beberapa analisis filogenetik telah dilakukan sebelumnya pada sejumlah kecil gen, yang tampaknya mendukung teori Charales. Namun, tim multinasional, yang melibatkan para peneliti dari Jerman dan Kanada, menganalisis perbedaan genetik pada 129 gen dari 40 taksa tanaman hijau yang berbeda. Data ini menunjukkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan dalam strategi reproduksi, relasi hidup yang paling dekat dengan tanaman darat sebenarnya adalah Zygnematales.
Dr Becker menjelaskan, “Sepertinya Zygnematales telah kehilangan oogamy dan kemampuan untuk menghasilkan sel sperma dan sel telur, dan sebagai gantinya, mungkin karena tekanan seleksi dalam ketiadaan air bebas, mereka menggunakan konjugasi untuk reproduksi. Investigasi sejumlah besar gen telah menunjukkan bahwa, meskipun menampakkan kesederhanaan, Zygnematales memiliki jejak genetik sifat-sifat kompleks lainnya yang juga berkaitan dengan tanaman hijau daratan. Akibatnya, tempat sebenarnya Zygnematales sebagai relatif terdekat terhadap tanaman hidup daratan telah terungkap.”
Sumber: Ancestors of land plants revealed; alphagalileo.org
Kredit: BioMed Central
Jurnal: Sabina Wodniok, Henner Brinkmann, Gernot Glöckner, Andrew J Heidel, Hervé Philippe, Michael Melkonian, Burkhard Becker. Origin of land plants: Do conjugating green algae hold the key? BMC Evolutionary Biology, (in press) [link]
Komentar
Posting Komentar