Memberi Makan Dunia Sekaligus Melindungi Bumi: Rencana Global bagi Pertanian yang Berkelanjutan
Masalahnya sangat mencolok : Satu miliar orang di bumi tidak memiliki
cukup makanan saat ini. Diperkirakan pada tahun 2050 akan ada lebih dari
sembilan miliar manusia yang hidup di planet ini.
Sementara itu, praktek pertanian saat ini justru merupakan salah satunya yang menjadi ancaman terbesar bagi lingkungan global. Artinya, jika kita tidak mengembangkan praktek-praktek yang lebih berkelanjutan, planet ini akan semakin kurang mampu untuk memberi makan populasi yang kian bertumbuh dibandingkan saat ini.
Tapi kini, tim peneliti dari Kanada, AS, Swedia dan Jerman telah hadir dengan rencana untuk melipatgandakan produksi pangan dunia sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari pertanian. Temuan mereka baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Dengan menggabungkan informasi yang dikumpulkan dari catatan tanaman dan gambar satelit dari seluruh dunia, mereka mampu menciptakan model-model baru sistem pertanian dan dampak lingkungannya yang benar-benar dalam lingkup global.
Profesor geografi McGill, Navin Ramankutty, salah satu pemimpin tim studi tersebut, turut berkolaborasi di antara peneliti untuk mencapai hasil penting tersebut. “Banyak sarjana dan pemikir lain yang telah mengusulkan solusi untuk masalah pangan dan lingkungan global. Namun mereka seringkali terfragmentasi, hanya melihat satu aspek dari masalah pada satu waktu. Dan mereka sering tidak memiliki spesifik dan angka-angka untuk mendukung mereka. Ini adalah pertama kalinya berbagai data telah dibawa bersama di bawah satu kerangka umum, dan ini memungkinkan kita untuk melihat beberapa pola yang jelas. Ini menjadi lebih mudah untuk mengembangkan beberapa solusi konkret bagi masalah-masalah yang kita dihadapi.”
Sebagai rencana lima-poin untuk memberi makan dunia sekaligus melindungi planet ini, para peneliti merekomendasikan:
Penelitian ini didanai oleh NSERC, NASA, NSF.
Kredit: McGill University
Jurnal: Jonathan A. Foley, Navin Ramankutty, Kate A. Brauman, Emily S. Cassidy, James S. Gerber, Matt Johnston, Nathaniel D. Mueller, Christine O’Connell, Deepak K. Ray, Paul C. West, Christian Balzer, Elena M. Bennett, Stephen R. Carpenter, Jason Hill, Chad Monfreda, Stephen Polasky, Johan Rockström, John Sheehan, Stefan Siebert, David Tilman, David P. M. Zaks. Solutions for a cultivated planet. Nature, 2011; DOI: 10.1038/nature10452
Sementara itu, praktek pertanian saat ini justru merupakan salah satunya yang menjadi ancaman terbesar bagi lingkungan global. Artinya, jika kita tidak mengembangkan praktek-praktek yang lebih berkelanjutan, planet ini akan semakin kurang mampu untuk memberi makan populasi yang kian bertumbuh dibandingkan saat ini.
Tapi kini, tim peneliti dari Kanada, AS, Swedia dan Jerman telah hadir dengan rencana untuk melipatgandakan produksi pangan dunia sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari pertanian. Temuan mereka baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Dengan menggabungkan informasi yang dikumpulkan dari catatan tanaman dan gambar satelit dari seluruh dunia, mereka mampu menciptakan model-model baru sistem pertanian dan dampak lingkungannya yang benar-benar dalam lingkup global.
Profesor geografi McGill, Navin Ramankutty, salah satu pemimpin tim studi tersebut, turut berkolaborasi di antara peneliti untuk mencapai hasil penting tersebut. “Banyak sarjana dan pemikir lain yang telah mengusulkan solusi untuk masalah pangan dan lingkungan global. Namun mereka seringkali terfragmentasi, hanya melihat satu aspek dari masalah pada satu waktu. Dan mereka sering tidak memiliki spesifik dan angka-angka untuk mendukung mereka. Ini adalah pertama kalinya berbagai data telah dibawa bersama di bawah satu kerangka umum, dan ini memungkinkan kita untuk melihat beberapa pola yang jelas. Ini menjadi lebih mudah untuk mengembangkan beberapa solusi konkret bagi masalah-masalah yang kita dihadapi.”
Sebagai rencana lima-poin untuk memberi makan dunia sekaligus melindungi planet ini, para peneliti merekomendasikan:
- Menghentikan perluasan lahan pertanian dan pembukaan lahan untuk tujuan pertanian, khususnya di hutan-hutan tropis. Hal ini bisa dicapai dengan menggunakan insentif seperti pembayaran untuk jasa ekosistem, sertifikasi dan ekowisata. Perubahan ini akan menghasilkan manfaat lingkungan yang besar tanpa memotong secara dramatis ke dalam produksi pertanian atau kesejahteraan ekonomi.
- Meningkatkan hasil pertanian. Banyak kawasan pertanian di Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur yang tidak mencapai potensi untuk memproduksi tanaman – sesuatu yang dikenal sebagai “kesenjangan panen”. Dengan meningkatkan penggunaan varietas tanaman yang ada, manajemen yang lebih baik dan pengembangan genetika, akan mampu meningkatkan produksi pangan saat ini hampir sebesar 60 persen.
- Penyuburan tanah dengan lebih strategis. Penggunaan air, nutrisi dan bahan kimia pertanian saat ini menimbulkan masalah yang oleh para peneliti disebut sebagai “Masalah Goldilocks”: terlalu banyak di beberapa tempat, terlalu sedikit di tempat lainnya, jarang yang benar-benar tepat. Realokasi strategis secara substansial dapat meningkatkan manfaat yang kita dapatkan dari masukan-masukan yang berharga.
- Pergeseran pola makan. Bertambahnya pakan ternak atau biofuel di lahan pertanian utama, tidak peduli seberapa besar efisiensinya, malah menguras pasokan makanan bagi manusia. Dengan mendedikasikan lahan pertanian untuk mengarahkan produksi makanan manusia dapat meningkatkan kalori yang dihasilkan per orang sebanyak hampir 50 persen. Bahkan penggeseran non-pangan, yang menggunakan pakan hewan atau produksi biofuel, jauh dari lahan pertanian utama bisa membuat perbedaan yang besar.
- Mengurangi limbah. Satu-sepertiga dari makanan yang diproduksi oleh peternakan biasanya dibuang, disia-siakan atau dibiarkan dimakan oleh hama. Dengan memanfaatkan makanan yang tersia-sia ini bisa meningkatkan makanan yang tersedia untuk konsumsi lain hingga 50 persen.
Penelitian ini didanai oleh NSERC, NASA, NSF.
Kredit: McGill University
Jurnal: Jonathan A. Foley, Navin Ramankutty, Kate A. Brauman, Emily S. Cassidy, James S. Gerber, Matt Johnston, Nathaniel D. Mueller, Christine O’Connell, Deepak K. Ray, Paul C. West, Christian Balzer, Elena M. Bennett, Stephen R. Carpenter, Jason Hill, Chad Monfreda, Stephen Polasky, Johan Rockström, John Sheehan, Stefan Siebert, David Tilman, David P. M. Zaks. Solutions for a cultivated planet. Nature, 2011; DOI: 10.1038/nature10452
Komentar
Posting Komentar